Tentang Nazar
“Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” – QS 76:7
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.” – QS 2:270
Jika hendak melakukan nazar sebaiknya kita melafadzkannya dan ada saksi (seperti halnya sumpah). Namun demikian, jika nazar kita masih baru berbentuk niat, sebaiknya tetap harus dilaksanakan. Tetapi bila kita melafadzkannyapun, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
QS 9:75-77 adalah kisah Uthbah yang bernazar tetapi setelah apa yang diinginkannya terwujud, ia mengingkari nazarnya.
Pertolongan dan ni’mat Allah dalam peperangan melawan kaum musyrik & kafir, Yahudi & Nasrani
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan ni’mat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mu’min itu harus bertawakkal.” – QS 5:11
Perang Khandaq & Ahzab
“Hari orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni’mat Allah (yang dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” – QS 33:9
Pertolongan Allah pada Perang Badar
QS 3:123 “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.”
Nikmat Allah SWT
Atas nikmat dari Allah SWT, manusia wajib bersyukur kepada Allah dengan bertakwa.
Bertakwa kepada Allah hukumnya wajib (QS 3:102)
QS 3:102 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Jika manusia bertakwa maka Allah akan melimpahkan rahmat dan berkah-Nya.
QS 7:96 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Siksa dan laknat Allah tidak hanya akan menimpa orang-orang zalim saja. Oleh karena itu wajib bagi orang-orang mu’min untuk selalu memelihara diri agar Allah tidak menimpakan azab-Nya.
QS 8:25 “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya.”
Orang-orang mu’min harus senantiasa menyeru kepada kebajikan dan menyeru agar mencegah kemunkaran. Dan dalam memerangi kemunkaran kita harus didukung oleh pemerintah.
QS 3:104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Ciri-Ciri Orang yang bersyukur adalah beribadah dan bertakwa kepada Allah SWT.
QS 16:114 “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni’mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
Allah membukakan pintu kesenangan kepada orang-orang yang melupakan peringatan-Nya semata-mata untuk kemudian menurunkan siksa-Nya.
QS 6:44 “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Kisah Habil & Qobil
QS 2:72 “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.”
Tentang Kafasikan
Janganlah lupa kepada Allah.
Fasik adalah orang-orang yang selalu menentang perintah Allah.
QS 59:19 “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”
Kefasikan dan kekafiran iblis kepada Allah SWT.
Larangan manusia untuk menjadikan iblis sebagai pemimpin mereka.
QS 18:50 “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, seda mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.”
Allah memuliakan manusia atas makhluk-makhluk lain cipataan Allah.
QS 17:70 “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Allah SWT adalah pelindung orang-orang mu’min. Dan syaitan adalah pelindung orang-orang kafir.
QS 2:257 “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Kisah Nabi Isa
QS 4:157 “dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.”
QS 4:158 “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
QS 3:55 “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.”
QS 2:78 “Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.”
QS 57:27 “Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) ‘Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah*) padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapa (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.”
*) Rahbaniyyah ialah tidak beristeri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara.
Tentang Tawakkal
* Semua musibah terjadi atas izin Allah SWT
* Manusia harus taat kepada Allah dan Rasul
* Orang-orang mu’min harus bertawakkal kepada Allah
QS 64:11 “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS 64:12 “Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
QS 64:13 “(Dia-lah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mu’min bertawakkal kepada Allah saja.”
Allah mencukupkan kebutuhan orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
QS 65:3 “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangakanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluann)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Cukuplah manusia bertawakkal kepada Allah.
QS 9:129 “Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”
Sunday, March 23, 2008
Pembahasan 10-Mar-07
QS 5:8 Perintah untuk:
1) Menegakkan kebenaran/keadilan karena Allah
2) Menjadi saksi yang adil
3) Berbuat adil
4) Taqwa kepada Allah
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” – QS 5:8
Allah melarang manusia untuk tidak berlaku adil terhadap suatu kaum karena kebencian terhadap mereka.
Syuhada’ = pejuang pembela kebenaran/saksi
Perintah untuk menegakkan hukum dan agama Allah dan janganlah belas kasihan menghalangi kita untuk menegakkan hukum & agama Allah: “…dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,…” – QS 24:2
Manusia harus mendahulukan cinta kepada Allah & Nabi daripada kepada manusia atau apapun.
Manusia wajib memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat):
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang tela diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” – QS 59:18
Penyesalan manusia karena berteman dengan orang yang menyesatkan mereka dari Al Quran:
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” – QS 25:27
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).” – QS 25:28
“Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” – QS 25:29
Perbuatan yang paling zalim adalah mengada-adakan dusta terhadap (agama) Allah:
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” – QS 61:7
Ada orang-orang yang mengingkari seluruh ayat-ayat Allah, dan itu adalah orang-orang kafir. Tetapi ada juga orang-orang Islam yang mendustakan sebagian dari ayat-ayat Allah. Keduanya adalah penghuni neraka.
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.” – QS 5:10
Amal soleh orang-orang yang beriman tertulis di Lauh Mahfuzh)
“…Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” – QS 36:12
Nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah.
“…sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanmu…” – QS 12:53
Allah memberikan manusia pendengaran, penglihatan, dan hati agar manusia bersyukur
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” – QS 16:78
Pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya diminta pertanggung jawabannya di akhirat nanti
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” – QS 17:36
Allah mengatur urusan dari langit ke bumi
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” – QS 32:5
Tentang Hakikah:
1) Dilakukan pada hari ke-7 setelah bayi lahir
2) Memberikan nama yang baik
3) Mencukur habis rambut bayi
4) Menimbang rambut tersebut (seharga emas/perak) dan menyedekahkan uangnya
5) Memotong kambing (perempuan 1 ekor, dan pria 2 ekor), dagingnya dimasak dan dibagikan
Poin 1 s/d 4 adalah wajib, sementara poin 5 adalah sunnah dan dilakukan jika mampu saja.
“Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” – QS 36:12
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” – QS 59:10
1) Menegakkan kebenaran/keadilan karena Allah
2) Menjadi saksi yang adil
3) Berbuat adil
4) Taqwa kepada Allah
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” – QS 5:8
Allah melarang manusia untuk tidak berlaku adil terhadap suatu kaum karena kebencian terhadap mereka.
Syuhada’ = pejuang pembela kebenaran/saksi
Perintah untuk menegakkan hukum dan agama Allah dan janganlah belas kasihan menghalangi kita untuk menegakkan hukum & agama Allah: “…dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,…” – QS 24:2
Manusia harus mendahulukan cinta kepada Allah & Nabi daripada kepada manusia atau apapun.
Manusia wajib memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat):
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang tela diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” – QS 59:18
Penyesalan manusia karena berteman dengan orang yang menyesatkan mereka dari Al Quran:
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” – QS 25:27
“Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).” – QS 25:28
“Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” – QS 25:29
Perbuatan yang paling zalim adalah mengada-adakan dusta terhadap (agama) Allah:
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” – QS 61:7
Ada orang-orang yang mengingkari seluruh ayat-ayat Allah, dan itu adalah orang-orang kafir. Tetapi ada juga orang-orang Islam yang mendustakan sebagian dari ayat-ayat Allah. Keduanya adalah penghuni neraka.
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.” – QS 5:10
Amal soleh orang-orang yang beriman tertulis di Lauh Mahfuzh)
“…Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” – QS 36:12
Nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah.
“…sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanmu…” – QS 12:53
Allah memberikan manusia pendengaran, penglihatan, dan hati agar manusia bersyukur
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” – QS 16:78
Pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya diminta pertanggung jawabannya di akhirat nanti
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” – QS 17:36
Allah mengatur urusan dari langit ke bumi
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” – QS 32:5
Tentang Hakikah:
1) Dilakukan pada hari ke-7 setelah bayi lahir
2) Memberikan nama yang baik
3) Mencukur habis rambut bayi
4) Menimbang rambut tersebut (seharga emas/perak) dan menyedekahkan uangnya
5) Memotong kambing (perempuan 1 ekor, dan pria 2 ekor), dagingnya dimasak dan dibagikan
Poin 1 s/d 4 adalah wajib, sementara poin 5 adalah sunnah dan dilakukan jika mampu saja.
“Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” – QS 36:12
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” – QS 59:10
Pembahasan 22-Mar-08
Orang-Orang yang Murtad setelah Beriman
QS 5:54
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
QS 5:54 tersebut adalah pemberitahuan Allah kepada Nabi bahwa pada saat Nabi wafat nanti banyak orang-orang yang dulunya Islam akan murtad dan kembali ke agama mereka sebelumnya (nasrani, musyrik dan yahudi).
Orang-orang murtad di neraka nanti akan dilaknati oleh seluruh manusia dan alam semesta.
Nabi melarang menyolatkan orang-orang yang murtad ketika mereka meninggal dan melarang mengambil zakat dari mereka
Kondisi demikian yaitu banyaknya orang-orang yang pada saat Nabi hidup masuk Islam, dan ketika Nabi wafat kembali ke agama mereka semula, melemahkan keadaan umat Islam saat itu karena otomatis jumlah umat Islam berkurang dan jumlah orang-orang yang kembali kafir bertambah.
Orang-orang yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali atau pelindung mereka, maka mereka termasuk dalam golongan mereka.
QS 2:165 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
Orang-orang beriman harus lebih besar cintanya kepada Allah dari apapun.
Tidak seperti orang-orang kafir yang lebih mencintai berhala-berhala mereka seperti sebagaimana mereka seharusnya mencintai Allah.
Pada masa Nabi, orang-orang kafir jika ingin menyembah berhala-berhala mereka membawa sesembahan dengan memotong kambing untuk diserahkan kepada berhala-berhala tersebut.
Bukti dari cinta orang-orang beriman kepada Allah adalah dengan mengikuti sunnah Nabi, seperti yang terdapat pada QS 3:31
QS 3:31 “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Manusia ingin taat kepada Allah ataupun tidak, bukanlah tanggung jawab Nabi karena Nabi diutus hanyalah untuk menyampaikan perintah Allah dengan jelas kepada manusia. Manusia bebas memilih apakah mereka mau taat atau pun ingkat kepada Allah.
QS4:80 “Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”
Seorang pemimpin rumah tangga (bapak) bertanggung jawab atas dirinya, keluarganya dan anak-anaknya, dan mengajarkan dan memastikan bahwa keluarga dan anak-anaknya senantiasa mendirikan shalat (sampai anak-anaknya dewasa).
QS 66:6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
QS 20:132 “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kami lah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Tentang Badal Haji
Sehubungan dengan amalan ibadah Haji, bagi orang yang telah meninggal tidak ada badal haji. Jika orang telah meninggal maka kewajiban berhaji sudah putus bersamaan dengan wafatnya orang tersebut. Demikian juga jika orang tersebut tidak sanggup/mampu menunaikan hajinya (seperti sakit, tidak memiliki biaya, sudah tua), maka menunaikan haji tidak lagi menjadi kewajibannya.
QS 3:97 “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Manusia mendapatkan balasan dari amalan-amalah yang dikerjakannya sendiri, dan manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Manusia tidak memikul dosa orang lain.
QS 53:38 “(yaitu) bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”
QS 53:39 “dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
Tentang Nazar
QS 2:270 “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya.”
QS 76:7 “Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.”
Nazar harus dipenuhi dan harus sesuatu yang bermanfaat. Apabila nazar tidak dipenuhi, maka wajib membayar kafarat dengan berpuasa selama 3 hari berturut-turut.
Tentang Wasiat
Jika ahli waris tidak mampu menjalankan wasiat dari orang yang meninggal, maka boleh tidak dilakukan. Begitu pula dengan wasiat yang bertentangan dengan ajaran agama, maka ahli waris boleh tidak melakukannya atau menukarnya dengan hal-hal yang sesuai dengan agama.
Tentang Jual Beli dengan Allah
Allah membeli orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan surga.
QS 9:111 “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janji (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Tentang Orang-Orang Murtad dan Kembali Lagi ke Islam
Orang yang semula Islam lalu murtad dan kembali lagi ke Islam masih diberi kesempatan asal dibarengi dengan mengerjakan amal sholat. Namun jika ia kembali kafir setelah kembali Islam, maka ia akan semakin bertambah kekafirannya dan Allah tidak memberikan ampunan kepada mereka.
QS 4:137 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudia kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.”
Tentang Keteguhan Iman
Allah mengetahui apa-apa yang ada dalam hati orang-orang Islam yang teguh keimanannya. Atas keteguhan iman tersebut Allah akan menambah keteguhan iman mereka.
Orang-orang yang teguh imannya patut bersyukur kepada Allah karena keteguhan iman mereka semata-mata adalah karena karunia dari Allah semata.
Kisah keteguhan iman dalam Al-Quran:
QS 85:4-8 “Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu baker, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orang-orang mu’min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Orang-orang mu’min yang karena rasa takut dank arena terpaksa menyembunyikan keimanannya, Allah memberikan ampunan kepada mereka.
Namun orang-orang yang memang senang untuk menjadi kafir, maka Allah akan mengazab mereka.
QS 16:106 “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang-orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.”
Mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan di akhirat.
QS 16:107 “Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasannya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.”
QS 16:108 “Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”
QS 16:109 “Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi.”
Padahal kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat. Manusia hidup di dunia hanya sebagai khalifah (wakil Allah) yang bertugas memelihara dunia dan menyembah Allah sesuai ketentuan Allah.
QS 29:64 “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
QS 5:54
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
QS 5:54 tersebut adalah pemberitahuan Allah kepada Nabi bahwa pada saat Nabi wafat nanti banyak orang-orang yang dulunya Islam akan murtad dan kembali ke agama mereka sebelumnya (nasrani, musyrik dan yahudi).
Orang-orang murtad di neraka nanti akan dilaknati oleh seluruh manusia dan alam semesta.
Nabi melarang menyolatkan orang-orang yang murtad ketika mereka meninggal dan melarang mengambil zakat dari mereka
Kondisi demikian yaitu banyaknya orang-orang yang pada saat Nabi hidup masuk Islam, dan ketika Nabi wafat kembali ke agama mereka semula, melemahkan keadaan umat Islam saat itu karena otomatis jumlah umat Islam berkurang dan jumlah orang-orang yang kembali kafir bertambah.
Orang-orang yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali atau pelindung mereka, maka mereka termasuk dalam golongan mereka.
QS 2:165 “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
Orang-orang beriman harus lebih besar cintanya kepada Allah dari apapun.
Tidak seperti orang-orang kafir yang lebih mencintai berhala-berhala mereka seperti sebagaimana mereka seharusnya mencintai Allah.
Pada masa Nabi, orang-orang kafir jika ingin menyembah berhala-berhala mereka membawa sesembahan dengan memotong kambing untuk diserahkan kepada berhala-berhala tersebut.
Bukti dari cinta orang-orang beriman kepada Allah adalah dengan mengikuti sunnah Nabi, seperti yang terdapat pada QS 3:31
QS 3:31 “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Manusia ingin taat kepada Allah ataupun tidak, bukanlah tanggung jawab Nabi karena Nabi diutus hanyalah untuk menyampaikan perintah Allah dengan jelas kepada manusia. Manusia bebas memilih apakah mereka mau taat atau pun ingkat kepada Allah.
QS4:80 “Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”
Seorang pemimpin rumah tangga (bapak) bertanggung jawab atas dirinya, keluarganya dan anak-anaknya, dan mengajarkan dan memastikan bahwa keluarga dan anak-anaknya senantiasa mendirikan shalat (sampai anak-anaknya dewasa).
QS 66:6 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
QS 20:132 “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kami lah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”
Tentang Badal Haji
Sehubungan dengan amalan ibadah Haji, bagi orang yang telah meninggal tidak ada badal haji. Jika orang telah meninggal maka kewajiban berhaji sudah putus bersamaan dengan wafatnya orang tersebut. Demikian juga jika orang tersebut tidak sanggup/mampu menunaikan hajinya (seperti sakit, tidak memiliki biaya, sudah tua), maka menunaikan haji tidak lagi menjadi kewajibannya.
QS 3:97 “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Manusia mendapatkan balasan dari amalan-amalah yang dikerjakannya sendiri, dan manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Manusia tidak memikul dosa orang lain.
QS 53:38 “(yaitu) bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”
QS 53:39 “dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
Tentang Nazar
QS 2:270 “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya.”
QS 76:7 “Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.”
Nazar harus dipenuhi dan harus sesuatu yang bermanfaat. Apabila nazar tidak dipenuhi, maka wajib membayar kafarat dengan berpuasa selama 3 hari berturut-turut.
Tentang Wasiat
Jika ahli waris tidak mampu menjalankan wasiat dari orang yang meninggal, maka boleh tidak dilakukan. Begitu pula dengan wasiat yang bertentangan dengan ajaran agama, maka ahli waris boleh tidak melakukannya atau menukarnya dengan hal-hal yang sesuai dengan agama.
Tentang Jual Beli dengan Allah
Allah membeli orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan surga.
QS 9:111 “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janji (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Tentang Orang-Orang Murtad dan Kembali Lagi ke Islam
Orang yang semula Islam lalu murtad dan kembali lagi ke Islam masih diberi kesempatan asal dibarengi dengan mengerjakan amal sholat. Namun jika ia kembali kafir setelah kembali Islam, maka ia akan semakin bertambah kekafirannya dan Allah tidak memberikan ampunan kepada mereka.
QS 4:137 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudia kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.”
Tentang Keteguhan Iman
Allah mengetahui apa-apa yang ada dalam hati orang-orang Islam yang teguh keimanannya. Atas keteguhan iman tersebut Allah akan menambah keteguhan iman mereka.
Orang-orang yang teguh imannya patut bersyukur kepada Allah karena keteguhan iman mereka semata-mata adalah karena karunia dari Allah semata.
Kisah keteguhan iman dalam Al-Quran:
QS 85:4-8 “Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu baker, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orang-orang mu’min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Orang-orang mu’min yang karena rasa takut dank arena terpaksa menyembunyikan keimanannya, Allah memberikan ampunan kepada mereka.
Namun orang-orang yang memang senang untuk menjadi kafir, maka Allah akan mengazab mereka.
QS 16:106 “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang-orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.”
Mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan di akhirat.
QS 16:107 “Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasannya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.”
QS 16:108 “Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.”
QS 16:109 “Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi.”
Padahal kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat. Manusia hidup di dunia hanya sebagai khalifah (wakil Allah) yang bertugas memelihara dunia dan menyembah Allah sesuai ketentuan Allah.
QS 29:64 “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
Saturday, March 15, 2008
Pembahasan 15-Mar-08
Orang-Orang Munafik
QS 5:52
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mencapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.”
• Keimanan orang-orang munafik masih sebatas mulut saja. Mereka belum sepenuhnya beriman. Sementara orang-orang mu’min memiliki keimanan yang teguh dalam hati mereka.
• Orang-orang munafik yang lemah imannya tersebut tidak ingin berteman dengan orang-orang beriman karena takut akan kelaparan/kemiskinan.
• Pada masa-masa awal Nabi berdakwah, orang-orang Yahudi dan Nasrani lah yang menguasai perekonomian dan perdagangan. Oleh karena itulah orang-orang munafik bergabung dengan mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan duniawi dari Yahudi dan Nasrani.
QS 22:40 “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampong halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
• Demikian juga halnya dengan kondisi saat ini yang tidak jauh berbeda dengan keadaan pada zaman Nabi tersebut. Banyak umat Islam (yang munafik) bergabung dan berwali kepada Yahudi & Nasrani karena mereka menguasai perekonomian dan perdagangan dunia saat ini.
• Untuk menyikapi keadaan ini, sebagai umat Islam yang beriman, kita harus mulai dan terus berjuang untuk membela agama Allah walaupun dengan tindakan yang kecil. Sama halnya ketika Nabi memulai perjuangannya dalam menyampaikan agama Islam (merujuk ke perang Badar yang diceritakan dalam Al-Quran 3:123).
QS 3:123 “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.”
• Sebagai orang beriman, kita harus mulai melakukan sesuatu untuk menolong agama Allah dengan sumber daya apapun yang kita miliki saat ini.
• Wujud perjuangan umat Islam saat ini dalam berjihad adalah dengan meningkatkan keimanan dan berdakwah untuk membina umat, serta memberantas kemungkaran yang ada di sekitar kita.
• Dan dakwah yang terbaik adalah ‘dakwal bil hal’ atau dakwah dengan perbuatan. Jika kita ingin berdakwah maka harus dengan perbuatan langsung dan tindakan nyata.
QS 8:60 “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
QS 24:55 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
• Salahuddin Al Ayubi adalah pemimpin umat Islam yang berhasil mengalahkan tentara Salib dan mengusir mereka dari negeri Palestina.
QS 33:12 “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.”
• Orang-orang munafik beranggapan bahwa janji Allah dan Rasul adalah tipu daya semata karena umat Islam masih dalam keadaan yang sulit, dan mereka pun enggan berteman dengan orang-orang beriman karena merasa tidak dapat memperoleh keuntungan duniawi.
• Namun Allah membuktikan bahwa apa yang mereka anggap tersebut tidak benar dengan memberikan kemenangan kepada Nabi di perang Badar. Dan orang-orang munafik pun menyesali anggapan tersebut.
QS 2:216 “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
• Nabi tidak berperang melawan orang-orang kafir sampai diturunkannya ayat ini sebagai perintah untuk berperang dari Allah SWT.
• Amal ibadah orang-orang munafik sia-sia belaka karena mereka berwali kepada Yahudi & Nasrani dan bersama-sama berusaha menjatuhkan umat Islam dan memusuhi agama Allah.
QS 5:53
“Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar bererta kamu?”. Rusak binasalah segala ama mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.”
• Amal ibadah orang-orang munafik sia-sia belaka karena mereka berwali kepada Yahuni dan Nasrani dan bersama-sama mereka berupaya untuk menjatuhkan umat Islam dan memusuhi agama Allah.
• Ciri-ciri orang munafik adalah mencari keuntungan duniawi untuk diri mereka sendiri. Oleh karena itu mereka akan berpihak kepada siapapun yang menurut mereka akan memberikan keuntungan untuk mereka.
QS 5:52
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mencapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.”
• Keimanan orang-orang munafik masih sebatas mulut saja. Mereka belum sepenuhnya beriman. Sementara orang-orang mu’min memiliki keimanan yang teguh dalam hati mereka.
• Orang-orang munafik yang lemah imannya tersebut tidak ingin berteman dengan orang-orang beriman karena takut akan kelaparan/kemiskinan.
• Pada masa-masa awal Nabi berdakwah, orang-orang Yahudi dan Nasrani lah yang menguasai perekonomian dan perdagangan. Oleh karena itulah orang-orang munafik bergabung dengan mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan dan kesejahteraan duniawi dari Yahudi dan Nasrani.
QS 22:40 “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampong halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
• Demikian juga halnya dengan kondisi saat ini yang tidak jauh berbeda dengan keadaan pada zaman Nabi tersebut. Banyak umat Islam (yang munafik) bergabung dan berwali kepada Yahudi & Nasrani karena mereka menguasai perekonomian dan perdagangan dunia saat ini.
• Untuk menyikapi keadaan ini, sebagai umat Islam yang beriman, kita harus mulai dan terus berjuang untuk membela agama Allah walaupun dengan tindakan yang kecil. Sama halnya ketika Nabi memulai perjuangannya dalam menyampaikan agama Islam (merujuk ke perang Badar yang diceritakan dalam Al-Quran 3:123).
QS 3:123 “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.”
• Sebagai orang beriman, kita harus mulai melakukan sesuatu untuk menolong agama Allah dengan sumber daya apapun yang kita miliki saat ini.
• Wujud perjuangan umat Islam saat ini dalam berjihad adalah dengan meningkatkan keimanan dan berdakwah untuk membina umat, serta memberantas kemungkaran yang ada di sekitar kita.
• Dan dakwah yang terbaik adalah ‘dakwal bil hal’ atau dakwah dengan perbuatan. Jika kita ingin berdakwah maka harus dengan perbuatan langsung dan tindakan nyata.
QS 8:60 “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
QS 24:55 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”
• Salahuddin Al Ayubi adalah pemimpin umat Islam yang berhasil mengalahkan tentara Salib dan mengusir mereka dari negeri Palestina.
QS 33:12 “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.”
• Orang-orang munafik beranggapan bahwa janji Allah dan Rasul adalah tipu daya semata karena umat Islam masih dalam keadaan yang sulit, dan mereka pun enggan berteman dengan orang-orang beriman karena merasa tidak dapat memperoleh keuntungan duniawi.
• Namun Allah membuktikan bahwa apa yang mereka anggap tersebut tidak benar dengan memberikan kemenangan kepada Nabi di perang Badar. Dan orang-orang munafik pun menyesali anggapan tersebut.
QS 2:216 “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
• Nabi tidak berperang melawan orang-orang kafir sampai diturunkannya ayat ini sebagai perintah untuk berperang dari Allah SWT.
• Amal ibadah orang-orang munafik sia-sia belaka karena mereka berwali kepada Yahudi & Nasrani dan bersama-sama berusaha menjatuhkan umat Islam dan memusuhi agama Allah.
QS 5:53
“Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar bererta kamu?”. Rusak binasalah segala ama mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.”
• Amal ibadah orang-orang munafik sia-sia belaka karena mereka berwali kepada Yahuni dan Nasrani dan bersama-sama mereka berupaya untuk menjatuhkan umat Islam dan memusuhi agama Allah.
• Ciri-ciri orang munafik adalah mencari keuntungan duniawi untuk diri mereka sendiri. Oleh karena itu mereka akan berpihak kepada siapapun yang menurut mereka akan memberikan keuntungan untuk mereka.
Kursus Memandikan Jenazah




Pada 8 Maret 2008, KPSS Al-Azhar mengadakan Kursus Memandikan Jenazah di mesjid ustadz kami di daerah Kebon Jeruk. Kursus ini dipandu oleh ustadz kami Pak Abuddin. Setelah itu, beberapa teman-teman juga menjenguk Lisa di rumahnya. Lisa baru saja selesai operasi usus buntu. Semoga cepat sembuh ya Lisa... Berikut foto-fotonya:
Subscribe to:
Posts (Atom)