Saturday, May 31, 2008

Pembahasan 30-Mei-08

Bab Jenazah (lanjutan)

Hadist #593: “Dari Salim, dari bapaknya bahwasanya ia lihat Nabi SAW dan Abu Bakar dan Umar berjalan di hadapan jenazah.”

Boleh berjalan di depan jenazah ketika jenazah diusung.

Hadist #594: “Dari Ummi ‘Athiyyah. Ia berkata: Kami dilarang dari mengikut jenazah, tetapi tidak dikeraskan atas kami.”

Wanita dilarang ikut ke penguburan.

Hadist #595: “Dari Abu Sa’id. Bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila kamu lihat jenazah, hendaklah kamu berdiri, tetapi barangsiapa menurutnya, maka janganlah ia duduk hingga diletakkan dia.”

Kita diwajibkan untuk berdiri ketika melihat jenazah yang diusung hingga terlepas dari pandangan. Dan bila kita ikut ke penguburan maka dilarang untuk duduk hingga jenazah dimasukkan ke dalam liang lahad.

Sebagai orang beriman kita tidak perlu takut untuk dikuburkan di mana saja. Kewajiban orang-orang yang masih hiduplah untuk menguburkan jenazah umat Islam.

Fungsi ziarah kubur adalah:
1) Mengingatkan kita akan kematian
2) Mendoakan jenazah/ahli kubur

Kita dianjurkan untuk mengajarkan orang yang hampir meninggal (sekarat) untuk membaca kalimat tauhid.

Pesan para Nabi adalah: “Janganlah kamu meninggal melainkan dalam keadaan Islam.”

Ayat-ayat Al Quran yang menyatakan penyesalan orang-orang kafir di neraka:

QS 35:37 “Dan mereka berteriak di dalam nerakan itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.”

QS 57:16 “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Hadist #596: “Dari Abi Ishaq bahwasannya Abdullah bin Yazid masukkan mayyit dari jurusan kaki qubur dan ia berkata: Ini menurut sunnah.”

Memasukkan mayyit harus dilakukan dari arah kaki, bukan dari samping atau dari arah kepala.

Hadist #597: “Dari Ibnu Umar dari Nabi SAW, sabdanya: “Apabila kamu letakkan mayyit-mayyit kamu di qubur, sebutlah: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah SAW.”

Doa ketika memasukkan mayyit ke dalam qubur.

Hadist #598: “Dari Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW telah bersabda: “Memecahkan tulang satu mayyit (sama) seperti memecahkan waktu ia hidup.”

Dilarang mematahkan tulang jenazah. Misalnya ketika ukuran kuburannya terlalu sempit karena biasanya mayyit menjadi lebih panjang ukurannya daripada ketika ia hidup. Oleh sebab itu disarankan agar melebihkan ukuran kuburan.

Hadist #600: “Dari Sa’d bin Abi Waqqash. Ia berkata: “Galikanlah bagiku lahad (lobang di rusuk qubur yang menghadap qiblat) dan cacakan bata-bata buat (menutup jasadku) sebagaimana diperbuat terhadap (qubur) Rasulullah SAW.”

Dalam qubur, wajah mayyit harus diletakkan mengarah qiblat dan samping tubuhnya diganjal dengan bata atau kayu. Arah penempatan mayyit adalah muka menghadap qiblat (barat daya), kaki mengharap ke arah selatan, dan kepala menghadap ke arah utara.

Hadist #601: “Dan bagi Baihaqi dari Jabir, seperti itu, tetapi ia tambahkan: Dan ditinggikan quburnya dari bumi sekedar satu jengkal, dan dishahkan ia oleh Ibnu Hibban.”

Tinggi qubur tidak boleh melebihi dari satu jengkal saja.

Hadist #602: “Dan bagi Muslim daripadanya: Rasulullah SAW larang mengapur qubur dan mendudukinya dan membina atasnya.”

Dilarang untuk mengecat, menduduki, dan membangun di atas qubur.

Hadist #603: “Dari Aamir bin Rabi’ah, bahwasannya Nabi SAW telah shalatkan Utsman bin Mazh’un dan ia datang ke quburnya dan curahkan tanah (dengan dua tangannya) tiga kali curahan di dalam keadaan berdiri.”

Hadist #604: “Dari Utsman, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW apabila selesai daripada menanam mayyit, ia berdiri di atas (pinggir qubur) itu dan bersabda: “Mintakanlah ampun bagi saudara kamu dan mintakan ketetapan baginya karena ia sedang ditanya.”

Kita wajib mendoakan jenazah yang baru saja dikubur dengan doa agar jenazah ditetapkan keimanannya.
Ketika selesai dikuburkan dan orang-orang yang mengantar telah pergi tiga langkah dari qubur, maka datanglah dua malaikat, mereka akan mendudukkan mayyit tersebut, dan bertanya tentang apakah ia mengenal Muhammad.Doa tersebut bertujuan agar mayyit tersebut dapat mendapat ketetapan keimanan ketika ditanya oleh kedua malaikat tersebut.

Sunday, May 25, 2008

Pembahasan 24-Mei-08

Prasangka Buruk Orang-Orang Yahudi terhadap Allah SWT

QS 5:64
“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu,” sebenarnya tangan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akanenambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan mdan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”

Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa tangan Allah terbelenggu dengan maksud bahwa Allah menahan nikmat-Nya dan Allah pelit karena tidak mau memberi nikmat-Nya kepada manusia.

Pengertian tangan dalam ayat ini bisa berarti kekuasaan, yaitu kekuasaan Allah terbelenggu. Tangan bisa juga diartikan sebagai pikiran, yaitu pikiran Allah terbelenggu.

Demikianlah yang dikatakan orang-orang Yahudi bahwa nikmat Allah hanya diberikan kepada sebagian manusia saja. Mereka berprasangka buruk terhadap Allah.

Namun, Allah lah yang Maha Menentukan. Dia yang berhak menyempitkan ataupun melapangkan rezki manusia. Dan Allah Maha Mengetahui siapa yang pantas/patut disempitkan atau diluaskan rezkinya.

Orang-orang Yahudi mengira azab yang diberikan Allah kepada mereka adalah karena Allah menahan nikmat-Nya untuk mereka. Namun sebenarnya Allah menurunkan azab kepada orang Yahudi semata-mata karena kezaliman dan kekafiran mereka semata.

Allah Wahhab yaitu Allah Maha Pemberi. Allah akan memberi rezki kepada orang-orang yang taat, beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

Ayat ini turun setelah kisah Annabash bin Qoish yang berkata kepada Rasul bahwa Tuhan pelit.

Allah menahan rezki orang-orang Yahudi karena kezaliman dan kekafiran mereka terhadap Allah.

Sementara itu Allah meluaskan rezki umat Islam pada zaman Nabi karena ketaqwaan dan keimanan mereka kepada Allah SWT, dan karena umat Islam pada waktu itu senantiasa berjuang membela agama Allah dengan ikhlas.

Sebelum Rasul datang ke Madinah, umat Islam berdagang melalui orang-orang Yahudi, dan umat Islam selalu dirugikan/dicurangi oleh orang-orang Yahudi dalam berbisnis/berdagang.

Menuduh Allah dengan sesuatu yang buruk atau berburuk sangkat kepada Allah adalah dosa besar. Jika kita melakukan hal tersebut, maka kita harus kembali mensucikan nama Allah lagi dengan bertasbih.

Jika kita berburuk sangka kepada Allah maka Allah tidak akan mengabulkan doa-doa dan keinginan-keinginan kita (QS 7:55-56):

Cara-Cara Berdoa kepada Allah

QS 7:55 “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

QS 7:56 “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Rasa takut artinya sebagai manusia kita sangat lemah dan membutuhkan pertolongan dari Allah semata.

Kehidupan kita di dunia semuanya diatur oleh Allah. Allah-lah yang mengatur semesta alam dan mengatur rezki tiap-tiap makhluknya.

Kehidupan tidak pernah berdiri sendiri. Semuanya berputar dan diatur oleh Allah. Dan azab berlaku untuk semua umat (tidak hanya berlaku kepada umat di luar Islam saja).

Sifat utama Allah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim (Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).

Manusia memang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang selalu berkeluh kesah. Namun sebagai orang beriman kita tidak boleh mengeluh, namun sebaliknya kita harus terus berjihad dan terus berusaha menjadi lebih baik dan memperbaiki diri dengan tetap bersabar di setiap kesulitan (maupun dalam perang).

Kita harus berserah diri kepada Allah dan membiarkan Allah mengatur segalanya untuk kita sepanjang kita telah menjalankan segala sesuatunya dengan benar sesuai ketentuan dan peraturan Allah.

Yang mutlak dapat mengatur manusia adalah Allah semata karena Allah adalah Tuhan manusia. Manusia tidak dapat mengatur manusia lainnya.

Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang paling rakus dalam urusan dunia dibandingkan dengan orang-orang musyrik (QS 2:96):

QS 2:96 “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Allah juga telah melaknat orang-orang Yahudi akibat perkataannya tersebut (yang mengatakan bahwa tangan Allah terbelenggu).

Orang-orang Islam yang memiliki sifat-sifat demikian juga dapat dikatakan seperti orang-orang Yahudi.

QS 57:23 “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Manusia memiliki batas tetapi Allah tidak.

QS 57:24 “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

QS 57:11 “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.”

Jika manusia bersedekah, maka Allah akan menggantinya di dunia dan di akhirat.

Balasan di dunia adalah Allah akan melipatgandakan rezkinya. Dan balasan di akhirat adalah Allah akan memberikan pahala yang mulia (yaitu surga).

QS 2:195 “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

QS 2:261 “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butirnya seratur biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagia siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luar (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Tuesday, May 20, 2008

Meraih Kemuliaan dengan Al Qur'an

Oleh Ihsan Tandjung

Al-Qur’an Al-Karim merupakan kitab suci ummat Islam yang mempunyai banyak julukan. Bilamana orang-orang beriman mau dan mampu menyikapi dan memposisikannya sebagaimana aneka julukan yang Allah sematkan kepadanya, maka insyAllah mereka akan memperoleh kemuliaan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.

Pertama, di antara julukan yang Allah swt berikan kepada Al-Qur’an ialah penyebutannya sebagai Al-Huda (petunjuk).

“Alif lam miim, ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang tak ada keraguan di dalamnya menjadi petunjuk bari orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah ayat 1- 2).

Barangsiapa membaca Al-Qur’an akan memperoleh petunjuk ke mana ia harus malangkah dalam hidupnya di dunia ini. Dan sebaliknya, bilamana manusia berusaha mencari petunjuk selain Al-Qur’an, maka ia akan tersesat dan tak tahu arah hidup.

Kedua, Al-Qur’an juga disebut sebagai Al-Furqan atau pembeda.

“Bulan Ramadhan adalah bulan diwahyukannya Al-Qur’an, petunjuk bagi manusia dan penjelas bagi petunjuk tersebut dan pembeda.” (QS Al-Baqarah 185).

Orang yang membaca Al-Qur’an akan memiliki quwwatul-furqan (kemampuan membedakan) antara benar dan salah, halal dan haram serta legal dan illegal di mata Allah swt. Hal ini penting karena dewasa ini begitu banyak pendapat manusia yang membingungkan. Ada yang berpendapat bahwa sesuatu hal baik, namun pendapat lain mengatakan bahwa hal tersebut jelek. Ada juga yang berpendapat sesuatu hal terpuji, tapi bagi fihak lain hal tersebut justru tercela. Manusia akan terombang-ambing bilamana dalam keadaan dunia dewasa ini tak mampu membedakan mana sebenarnya yang baik dan mana sebenarnya yang buruk.

Kita melihat banyak orang mencari jalan aman dengan mengatakan netral sehingga tidak usah berpendapat, padahal sikap demikian malah melahirkan problema baru. Karena setiap pilihan sikap pada hakekatnya harus kita pertanggung-jawabkan di depan Allah swt. Setiap pilihan sikap dan perilaku bisa berkonsekuensi pahala atau dosa. Nabi Muhammad saw bersabda:

“Janganlah kalian seperti bunglon. Bila manusia banyak melakukan kebaikan maka kamu berlaku baik. Bila manusia banyak berbuat kejahatan kamu ikut pula berbuat jahat. Akan tetapi genggam eratlah jiwa-jiwa kalian. Bila manusia banyak berbuat baik maka berbuat baiklah bersama mereka. Namun bila banyak manusia berbuat jahat, maka tinggalkanlah kejahatan mereka itu.” (Tirmidzi 7/290)

Bagaimana mungkin seseorang akan memiliki prinsip hidup bila ia tidak memiliki kemampuan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Ketiga, Al-Qur’an juga disebut sebagai Asy-Syifaa atau penawar/obat.

“Dan Kami wahyukan Al-Qur’an apa-apa yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS Al-Israa ayat 82).

Kita temukan banyak arahan dari Nabi Muhammad saw tentang ayat-ayat Al-Qur’an tertentu yang bisa menjadi obat penawar bagi penyakit manusia. Obat di sini terutama berkenaan dengan urusan rohani dan mental yang sifatnya non-jasmani. Bahkan Al-Qur’an sanggup menjadi penawar bagi seseorang yang mendapat gangguan dari alam ghaib seperti serangan sihir atau gangguan jin.

Keempat, Al-Qur’an merupakan Rahmat atau ungkapan kasih sayang Allah swt kepada orang-orang beriman.

“Dan Kami wahyukan Al-Qur’an apa-apa yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS Al-Israa ayat 82).

Oleh karenanya seorang mukmin yang menghayati hal ini niscaya akan selalu gemar membaca, mengkaji bahkan meng’amalkannya sebab ia sangat berhajat akan kasih-sayang Allah swt. Ibarat kekasih menerima surat dari yang dicintainya, pasti ia akan menjaga, menyimpan baik-baik surat kekasihnya itu dan dari waktu ke waktu ia membaca kembali seraya menikmati isi surat tersebut.

Kelima, Al-Qur’an disebut sebagai Bayaanun lin-naas atau penjelas bagi manusia.

“(Al-Qur’an) ini merupakan penjelas bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS Ali Imran ayat 138).

Disebut demikian karena di dalamnya terdapat begitu banyak penjelasan, keterangan dan informasi mengenai alam beserta segenap isinya. Dan perlu digaris-bawahi bahwa ia bukan penjelas khusus bagi orang beriman atau bertaqwa, tapi bagi manusia pada umumnya, siapapun dia, muslim atau bukan. Oleh karena itu, belakangan ini kita jumpai di dunia barat fenomena adanya sebagian ilmuwan doktor maupun profesor menjadi tercengang dan kagum setelah berinteraksi dengan kitab suci ini. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang kemudian memperoleh hidayah dari Allah swt sehingga berikrar dua kalimat syahadat masuk Islam. Alhamdulillah.-

(Artikel diambil dari Eramuslim.com)

Saturday, May 10, 2008

Pembahasan 10-Mei-08

Orang-Orang Munafik

QS 5:61
“Dan apabila orang-orang (Yahudi dan Nasrani) datang kepadamu, mereka mengatakan “Kami telah beriman”, padahal mereka datang kepada kamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.”


Orang-orang munafik (dari golongan Yahudi dan Nasrani) senang memperolok-olok orang Islam dengan mengaku beriman ketika bertemu dengan orang-orang Islam, dan kembali menjadi kafir ketika mereka bersama pada pemimpinnya yang kafir.

Orang-orang munafik bersikap dan berbuat selayaknya seorang Islam sehingga Nabi tidak mengetahui apa yang sebenarnya dalam hati mereka. Oleh karena itu Allah memerintahkan Nabi untuk bersikap waspada terhadap mereka (QS 63:4).

QS 63:4 “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”

Namun walaupun demikian, orang-orang munafik ini tetap tidak boleh dibunuh karena sesungguhnya mereka masih menyatakan beriman (walau hanya di luarnya saja).

Golongan munafik ini akan menjadi urusan Allah karena sebenarnya mereka telah menipu Allah.

Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati orang-orang munafik ketika mereka mengucap syahadat.

Golongan munafik ini adalah golongan yang paling berbahaya bagi umat Islam karena mereka berlindung kepada Islam.

Bangsa Yahudi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Orang-orang Yahudi yang benar-benar mengaku sebagai Yahudi dan tidak beriman kepada Allah SWT (jelas kedudukannya)
2) Orang-orang Yahudi yang benar-benar beriman dan menjadi umat Islam (jelas kedudukannya); dan
3) Orang-orang Yahudi yang munafik (tidak jelas kedudukannya)

Ciri-ciri Orang Yahudi:
1) Malas sholat
2) Ketika sholat mereka riya’
3) Sedikit mengingat Allah
QS 4:142 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud
riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

4) Mereka pandai berbicara seakan-akan mereka benar-benar memahami Islam
5) Mereka memakai sumpah-sumpah agar orang-orang yakin bahwa mereka adalah orang-orang beriman
6) Mereka menyatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan (QS 61:2-3)
QS 61:2-3 “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.”

7) Mereka tidak mau ikut berperang. Mereka lebih memilih untuk duduk-duduk saja (QS 9:81)
QS 9:81 “Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya
mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada
jalan Allah, dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.”
Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)”, jikalau mereka mengetahui.”

Dalam QS 9:67 & 68 juga dijelaskan tentang cirri-ciri orang-orang munafik:

QS 9:67 “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf, dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”

QS 9:68 “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan orang-orang kafir dengan neraka jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal.”

Di dunia ini, orang-orang munafik selalu merasa bimbang dan ragu-ragu antara mau menjadi orang Islam yang sesungguhnya atau menjadi orang kafir.

Dan mereka selalu diberatkan oleh harta dan anak-anak karena sebenarnya mereka masuk Islam hanya untuk mencari keselamatan di dunia, seperti keselamatan dari musuh-musuh Islam, dan juga untuk mencari keuntungan di dunia, yaitu mengharapkan memperoleh bagian dari harta rampasan perang (ghonimah).

Adanya orang-orang munafik terjadi setelah Islam menjadi kuat dan berkuasa. Sebelum Islam kuat, semua golongan saling bahu membahu memusuhi Islam.

Allah melarang Nabi dan juga orang-orang beriman menyolatkan dan mendoakan di kubur terhadap jenazah orang-orang munafik. Jenazah mereka hanya dimandikan dan dikubur saja (QS 9:84)

QS 9:84 “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) orang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.”

Di akhirat, orang-orang munafik akan dimasukkan ke dalam neraka yang paling bawah (keraknya neraka) – QS 4:145

QS 4:145 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingakatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.”

Setelah umat Islam mengetahui tipu muslihat orang-orang munafik, mereka mulai menjauhi orang-orang munafik (seperti: mereka dilarang untuk ikut berperang, mereka sudah tidak diajak lagi bermusyawarah, dll).

Dalam menjalankan agama Islam, umat Islam (kini) harus tetap berpegang teguh kepada Allah sebagai Pembuat agama Islam, dan juga kepada Rasul sebagai pembawa risalah agaka Islam kepada segenap manusia.

Namun demikian, orang-orang munafik tetap diberikan kesempatan untuk bertobat kepada Allah.

QS 4:146 “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan, dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.”

QS 39:53 “Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Orang-orang munafik disamakan kedudukannya di neraka jahannam dengan orang-orang kafir. Dan betapa ruginya mereka.

Dilihat di zaman sekarang, orang-orang Islam masih menjadi orang-orang yang fasik, karena:
1) mereka belum menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan sebenar-benarnya
2) mereka tidak mencintai Islam
3) mereka tidak memiliki pengetahuan/ilmu yang memadai tentang Islam (bahkan mereka tidak ada
keinginan untuk belajar tentang Islam sama sekali)
4) keimanan mereka sangat tipis
5) mereka bertahan dengan kebodohan dan kefasikannya (tidak mau berubah)

Kewajiban kita sebagai orang-orang beriman hanyalah sebatas memberi peringatan kepada mereka agar kembali kepada Allah, dan kita harus tekun dan sabar dalam memperingati mereka (QS 9:129 dan QS 64:12)

QS 9:129 “Dan mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”

QS 64:12 “Dan ta’atlah kepada Allah, dan ta’atlah kepada Rasul, jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”

Sebagai orang beriman, kita harus senantiasa menjaga agar kita tetap ikhlas dalam beribadah kepada Allah, jangan riya’ ketika beribadah, dan menjauhi diri kita dari sifat-sifat orang-orang munafik.

QS 64: 3 “Dia-lah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

QS 64: 4 “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali(mu).”

Dalam diri manusia, tidak mungkin terdapat dua hati karena Allah tidak menciptakan dua hati dalam rongga manusia. Oleh karena itu, sifat-sifat orang-orang munafik sangat bertentangan dengan sunatullah ini.

QS 33:4 “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kami zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).”

QS 5:62
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.”

Orang-orang munafik selalu bersegera dalam berbuat dosa karena bagi mereka agama hanyalah sekedar bahan-bahan olok-olokan dan main-main saja.

Mereka juga bersegera dalam permusuhan. Mereka tidak mengenal istilah Islah (berdamai).

Orang-orang munafik juga bersegera dalam memakan yang haram, seperti melakukan suap, korupsi, mencari rizki yang tidak halal, dll.

Perbuatan munkar adalah perbuatan yang diingkari oleh hari nurani semua manusia (baik ia Islam maupun kafir).

Perbuatan nifak tidak hanya membahayakan bagi orang yang melakukannya, namun juga membahayakan bagi orang lain/masyarakat.

QS 5:63
“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohon dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan.”

Apabila terjadi kemunkaran dan sebagai orang beriman kita membiarkan kemunkaran itu terjadi, maka dosa kita jauh lebih besar daripada dosa orang yang melakukan kemunkaran tersebut.

Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu bermar makruf dan nahi munkar.

Sunday, May 4, 2008

Pembahasan 4-Mei-08

QS 5:60
"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi, dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus."

QS 2:159 "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati."
QS 2:161 "Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya."


QS 2:90 "Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan."

Orang-orang Yahudi merasa dengki karena Allah memilih Nabi Muhammad SAW menjadi utusan-Nya, dan bukan dari bangsa Yahudi.

QS 43:31 "Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?"

Bangsa Yahudi & Nasrani mengingkari wahyu dan kenabian Muhammad SAW, karena menurut jalan pikiran mereka, seorang yang diutus itu hendaklah seorang yang kaya raya dan berpengaruh.

Tentang Sholat Jumat
Ketika masuk waktu sholat Jumat, manusia dilarang berdagang semuanya (baik laki-laki ataupun perempuan). Namun setelah selesai sholat maka kita kembali boleh berdagang.

Istri-istri Nabi hanya mengikuti khutbah Jumat saja tanpa ikut sholat. Pada masa itu, rumah Nabi berdekatan dengan mesjid.

QS 7:166 "Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakana kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina."

QS 2:65 "Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina."

Sifat orang-orang yang menentang agama Allah adalah seperti seekor kera yang hina.
Sifat-sifat orang Yahudi & Nasrani adalah: melawan, menentang, dan memusuhi.

Tentang Tobat
QS 2:160 "kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran, maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

Manusia harus selalu optimis bahwa kita selalu dapat bertobat kepada Allah SWT dan Allah pasti akan menerima taubat kita yang sungguh-sungguh.

QS 79:37-39 "Adapun orang-orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)."

Contoh orang yang melampaui batas adalah Firaun. Di dalam kuburnya Firaun diperlihatkan keadaan di neraka setiap pagi dan petang.

Firaun adalah sebuah gelar bagi seorang raja.

QS 40:47 "Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri; "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?"

QS 40:48 "Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba(Nya)."

QS 2: 256 "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut, dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

QS 2:257 "Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

Allah melarang umat Islam untuk menjadikan wali kepada para pemimpinnya karena wali umat Islam adalah Allah dan Rasul.

Bangsa Yahudi berasal dari Palestine (negeri Syam).

Asal semua manusia adalah di negeri Syam & Jazirah Arab.

Nabi Adam diturunkan di Babilonia (Irak). Dahulu kala, Babilonia dikenal sebagai surga.

Nabi Ibrahim berasal dari Babilonia dan Mesir.

Bangsa Yahudi dilarang masuk ke Palestina selama 40 tahun.

Nasrani berasal dari kata Nasoro atau Ansor.

Yahudi berarti orang-orang yang bertobat/kembali menyembah Allah setelah menyembah berhala.

Tentang Silsilah Para Nabi dari Keturunan Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim memiliki 2 istri yaitu Sarah di Palestine dan Hajar di Mekah
Dari Sarah, memiliki keturunan Nabi Ishak, Nabi Ya’qub hingga Nabi ‘Isa yang kemudian menjadi bangsa Israil.

Sementara dari Hajar memiliki keturunan Nabi Ismail yang kemudian menjadi garis keturunan Nabi Muhammad yang kemudian menjadi bangsa Arab.

Bangsa Israil dengki karena seharusnya yang menjadi Nabi/utusan Allah adalah dari bangsa mereka sehingga menimbulkan kedengkian terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam.

Tentang Gerakan Zionis:
Tujuang gerakan Zionis adalah mengembalikan kerajaan Daud & Sulaiman di Jazirah Arab. Mereka ingin mengembalikan kejayaan bangsa Yahudi seperti di zaman Nabi Daud dahulu.

QS 39:53 "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tentang Taubat ketika Mendekati Ajal
QS 4:18 "Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih."

QS 75:26 "Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan."

Tentang Wasiat
QS 2:180 "Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak, dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang ang bertakwa."

QS 2:181 "Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

QS 2:182 "(Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tentang Warisan
QS 4:11 & 12 Tentang hukum waris dan tata cara pembagiannya

Harta orang-orang yang telah meninggal dunia adalah milik Allah dan harus dikembalikan kepada Allah. Oleh karena itu hanya Allah saja yang berhak mengatur harta tersebut. Dan aturan Allah tentang warisan dan tata cara pembagiannya adalah melalui wahyu-Nya yaitu QS 4:11 & 12.